Film Kofiekom UNESA Tampil di Zynetion 2025: Wadah Ekspresi dan Kolaborasi

ikom.fisipol.unesa.ac.id., SURABAYA—Mahasiswa
Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang tergabung dalam LSO
Kofiekom kembali menunjukkan kiprahnya dalam dunia perfilman dengan menayangkan
dua karya terbaik mereka di ajang Zynetion
2025. Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara INFIS (Independen Film
Surabaya) dan STUFER (Surabaya Student Filmmaker) dengan dukungan dari Dharma
Wanita Persatuan Inspektorat Provinsi Jawa Timur. Bertempat di V-Junction,
Lantai 3, Ciputra World Mall Surabaya, ajang ini menjadi wadah bagi sineas muda
untuk menampilkan kreativitas dan gagasan segar dalam dunia film pendek.
Kofiekom UNESA berpartisipasi dengan
menayangkan dua film mereka, Lintas
dan Kost Bu Min, yang mendapat
sorotan khusus dari penonton dan sineas lainnya. Selain itu, screening ini juga
menampilkan film-film dari berbagai komunitas dan institusi pendidikan, seperti
Hyalos (Nekomata Studio - SMPN 33
Surabaya) karya Aaron Swaine, Buku
Misterius (Tim Kebut Semalam - SMPN 20 Surabaya) karya Nazwa Mutiara
Annisa, Lansia Lan Sopo (MUFIS) karya
Alfian Alfarisi, Sosiale (HIMA PFTV
Undika) karya Izzudin Surya, Severed
(Spelsyad Production - SMP AL IRSYAD & SMA Muhammadiyah 2 Surabaya) karya
M. Dzaky Aryasetia, serta Benang Penumbra
(INFIS) karya Fauzan Abdillah. Beragam tema dihadirkan, mulai dari sosial,
budaya, hingga isu-isu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Sebagai bagian dari mahasiswa Ilmu
Komunikasi UNESA, Kofiekom berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam
pengembangan perfilman independen. Film Lintas
(2024) garapan Siti Dian Afniasari mengangkat kisah dua remaja dari latar
belakang ekonomi berbeda—Haikal yang hidup dalam kemewahan dan Titus yang
berjuang dalam keterbatasan. Film ini mengajak penonton untuk melihat bahwa
kebaikan hati melampaui batas sosial dan ekonomi, serta bagaimana interaksi
sederhana bisa mengubah cara pandang seseorang terhadap kehidupan. Sementara
itu, Kost Bu Min (2024) karya Edo
Setiawan mengusung unsur misteri dalam kehidupan sehari-hari. Bu Min, seorang
pemilik kos, mencurigai salah satu anak kosnya membawa perangkat elektronik
tambahan yang menyebabkan lonjakan tagihan listrik. Dengan narasi ringan namun
penuh kejutan, film ini mengajak penonton untuk menebak apakah kecurigaan
tersebut benar adanya atau hanya prasangka semata.
Ketua Dharma Wanita Persatuan
Inspektorat Provinsi Jawa Timur, Ismiati Hendro Gunawan, S.H., M.H., M.Ikom.,
dalam sambutannya menekankan bahwa film bukan hanya sekadar hiburan, tetapi
juga media edukasi yang dapat membuka wawasan. “Film membantu kita memahami berbagai fenomena yang terjadi di sekitar
kita. Saat ini, kita hidup di era simulakra, di mana kenyataan dan ilusi
semakin sulit dibedakan. Di sinilah film berperan, mengajak kita untuk lebih
kritis terhadap informasi dan realitas yang kita hadapi,”
Ketua INFIS, Fauzan Abdillah, S.Pd.,
M.Med.Kom., menambahkan bahwa film pendek menjadi media yang sangat kuat dalam
menyampaikan pesan dengan cara yang ringkas namun berdampak besar. Menurutnya,
tantangan utama dalam membuat film pendek adalah bagaimana menyusun narasi yang
kuat dalam durasi terbatas. “Sineas muda
harus mampu bercerita secara efektif, menyampaikan pesan yang jelas, dan tetap
menarik secara visual. Zynetion bukan hanya sekedar pemutaran film, tetapi juga
ajang pembelajaran dan diskusi. Kami ingin para sineas muda mendapatkan
masukan, bertukar ide, dan semakin berkembang dalam berkarya,”
Keikutsertaan Kofiekom UNESA dalam Zynetion 2025 menjadi bukti bahwa
mahasiswa Ilmu Komunikasi UNESA mampu bersaing dan berkontribusi dalam dunia
perfilman independen. Diharapkan, acara seperti ini bisa menjadi ajang rutin
bagi mahasiswa untuk menampilkan karya-karya terbaik mereka serta memperluas
jejaring dengan komunitas film lainnya. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi,
Kofiekom terus mendorong anggotanya untuk mengembangkan kreativitas dan
keterampilan dalam dunia perfilman, sejalan dengan visi Ilmu Komunikasi UNESA
dalam mencetak insan kreatif dan profesional di bidang media dan komunikasi.
Reporter: Zakariya Putra Soekarno,
2025
***
Laboratorium Ilmu Komunikasi UNESA