Remake Trailer Film dan Begadang Demi Transisi: Cerita Seruku di Kelas Post Production INTI

ikom.fisipol.unesa.ac.id., NILAI, MALAYSIA—Mengikuti kelas Digital Post Production selama satu semester di INTI University menjadi salah satu pengalaman paling menantang sekaligus menyenangkan buatku. Sebagai seseorang yang sebelumnya cukup asing dengan aplikasi dari keluarga Adobe seperti Photoshop, After Effects, Illustrator, dan Premiere Pro, aku sempat merasa kewalahan di awal. Tapi justru di sanalah letak serunya.
Dari Efek Visual hingga Audio Mixing: Proyek Trailer yang Menantang
Kelas ini mengharuskan setiap mahasiswa untuk menguasai berbagai tools dalam aplikasi Adobe, karena final project-nya adalah membuat remake trailer film lama—dan ini project individu! Selama perkuliahan, Sir Eddie, dosen kami yang super santai dan baik, membimbing kami dari dasar. Mulai dari belajar efek-efek dasar di After Effects, teknik positioning, animasi, keyframing, hingga 3D layout. Setiap pertemuan selalu ada hal baru yang bikin penasaran dan pengin eksplor lebih jauh.
Setelah kami cukup familiar mengedit footage di After Effects, Sir Eddie juga mengajarkan bagaimana menggabungkan semua footage tersebut di Premiere Pro. Di sana kami belajar membuat transisi agar setiap adegan terasa lebih halus, menyatu, dan match secara visual. Tidak berhenti di situ, kami juga dikenalkan pada Adobe Audition untuk proses audio mixing. Kami belajar cara menyatukan background music, menghapus suara-suara yang mengganggu, dan memilih elemen suara mana yang harus ditonjolkan agar keseluruhan trailer terdengar profesional dan punya efek dramatis yang kuat.
Proses Kreatif yang Mengubah Rasa Takut Jadi Antusias
Hal yang paling aku apresiasi dari Sir Eddie adalah dedikasinya. Bahkan sebelum aku dan beberapa teman lain tiba di kampus INTI, beliau dengan senang hati membuka kelas online tutoring agar kami tidak ketinggalan materi. Itu benar-benar menunjukkan bahwa beliau bukan hanya seorang dosen, tapi juga mentor yang tulus ingin mahasiswanya berkembang.
Awalnya, aku sempat ragu apakah bisa mengikuti semua materi, apalagi ini benar-benar di luar zona nyamanku. Tapi perlahan, aku mulai terbiasa dan justru jatuh cinta dengan proses kreatifnya. Kelas ini benar-benar menantang daya pikir visual, kesabaran, dan ketelitian. Bahkan, aku jadi terbiasa begadang demi menyempurnakan detail animasi atau transisi kecil yang awalnya terasa remeh tapi ternyata punya dampak besar.
Menjelang akhir semester, suasana kelas semakin intens. Semua mahasiswa fokus dengan proyek mereka masing-masing. Aku sendiri memilih trailer film lama yang penuh tantangan karena butuh banyak efek visual. Walaupun sempat struggle—apalagi soal waktu rendering dan sinkronisasi suara—akhirnya aku berhasil menyelesaikan trailer versiku sendiri. Bahkan, Sir Eddie memberi pujian atas hasil karyaku. Rasanya puas banget, apalagi mengingat awalnya aku nggak ngerti apa-apa soal software editing.
Kelas ini nggak cuma ngajarin teknis, tapi juga melatih kepercayaan diri dan kreativitas. Aku jadi makin tertarik mendalami dunia digital post production, dan mungkin ke depannya akan lebih eksplor bidang ini secara profesional. Terima kasih, Sir Eddie, for the amazing semester!
Penulis: Aulia Kamal (Ilmu Komunikasi, 2023)
Editor: Zakariya Putra Soekarno, 2025
***
Laboratorium Ilmu Komunikasi UNESA