Diskusi Podium Vol. VIII Bahas Gaya Militeristik di Ruang Demokrasi Pasca Penetapan UU TNI

ikom.fisipol.unesa.ac.id., SURABAYA—Pusat
Dialog dan Diskusi Ilmu Komunikasi (PODIUM) Universitas Negeri Surabaya kembali
menyelenggarakan kajian rutin bertajuk Diskusi
Podium Vol. VIII pada Kamis, 8 Mei 2025. Kegiatan ini mengangkat tema “Melihat Kondisi Pasca Penetapan UU TNI:
Gaya Militeristik di Ruang Demokrasi” dan dihadiri oleh mahasiswa lintas
organisasi serta sivitas akademika UNESA.
Diskusi yang berlangsung di Balai
Diskusi (Halaman i5) ini menghadirkan tiga pemantik dari berbagai organisasi
kemahasiswaan di lingkungan UNESA. Mereka adalah Doddy Isnu Sampoerna (Ketua
Umum GMNI Komisariat FIS UNESA), Aubert Andika Atmo Prawiradiharjo (Ketua Umum
HMI Komisariat Sosial Budaya UNESA), dan Whildan Zainun Nasich (Kabid Sosial
dan Politik PMII Rayon Sosial 2025).
Dalam forum tersebut, para pemantik
membahas berbagai perspektif terkait keterlibatan militer dalam jabatan sipil,
respons publik terhadap kebijakan tersebut, serta dampaknya terhadap ruang
demokrasi di Indonesia. Tak hanya membahas aspek hukum dan politik, diskusi
juga menyinggung potensi peran mahasiswa dan masyarakat sipil dalam menjaga
nilai-nilai reformasi dan demokrasi.
Ketua Umum PODIUM UNESA, Aditya
Mahendy Pratama, dalam sambutannya menyampaikan bahwa diskusi ini diinisiasi
untuk merespons dinamika yang berkembang di tengah masyarakat terkait penetapan
Undang-Undang TNI. Menurutnya, UU TNI belakangan menjadi polemik yang ramai
diperbincangkan publik, sejak fase perancangan hingga akhirnya disahkan.
“UU TNI membawa keresahan bagi kita semua terhadap kehidupan
berdemokrasi di Indonesia. Ada pertanyaan besar yang perlu dijawab bersama,
apakah supremasi sipil akan terancam? Apakah gaya militeristik sesuai
diterapkan di ruang-ruang publik? Dan sebenarnya, apa persoalan yang mendorong
penetapan UU ini?”
ujar Aditya.
Ia menegaskan bahwa diskusi ini
bertujuan agar perhatian publik terhadap isu tersebut tidak meredup setelah
pengesahan undang-undang tersebut. “Masih
banyak perjuangan yang perlu dikawal. Misalnya, gugatan formil yang diajukan
mahasiswa Fakultas Hukum UI ke Mahkamah Konstitusi. Ini menunjukkan bahwa ruang
partisipasi publik masih terbuka, dan mahasiswa harus terus aktif menyuarakan
serta mengawal isu-isu strategis kebangsaan seperti ini,” tambahnya.
Kegiatan diskusi ini pun berjalan
dengan hangat dan dinamis. Acara dilanjutkan dengan forum diskusi terbuka.
Peserta yang hadir aktif memberikan pandangan serta bertukar gagasan mengenai
dinamika demokrasi Indonesia ke depan. Kegiatan kemudian ditutup dengan sesi
dokumentasi bersama.
Sebagai informasi, forum diskusi ini
merupakan salah satu program rutin PODIUM UNESA yang konsisten menghadirkan
topik-topik aktual dengan pendekatan akademis dan dialogis. Harapannya, forum
semacam ini dapat terus menjadi wadah penguatan budaya diskusi dan tradisi
intelektual di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi UNESA.
Reporter: Zakariya Putra Soekarno, 2025
***
Laboratorium Ilmu Komunikasi UNESA