Peningkatan Kesadaran Lingkungan, Mahasiswa UNESA Kenalkan Manfaat Tanaman TOGA di Dusun Boboh

ikom.fisipol.unesa.ac.id., GRESIK—Mahasiswa
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menggelar
kegiatan bertajuk “Hijau, Sehat, dan
Kreatif: Mewujudkan Ruang Terbuka Hijau Berbasis Edukasi dan Inovasi” di
Dusun Boboh, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik. Kegiatan ini merupakan
bagian dari proyek mata kuliah Rekayasa Sosial, yang bertujuan untuk
meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap persoalan lingkungan dan
pemberdayaan masyarakat.
Proyek ini diinisiasi oleh empat mahasiswa, Afita Haniy Phitaloka, Galuh Dinda Natasya, Noran Medina Johary, dan Rahima Yumna Prasanti, yang berupaya menghadirkan konsep ruang terbuka hijau dengan penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Kegiatan ini tidak hanya untuk edukasi tetapi juga mengajak masyarakat dan anak-anak untuk lebih mengenal manfaat tanaman herbal yang dapat tumbuh di lingkungan sekitar mereka.

(Peserta terlihat antusias menjawab
pertanyaan menebak TOGA/ dok/ Pribadi)
Pada sesi awal acara, Galuh Dinda Natasya selaku ketua pelaksana memaparkan secara singkat tentang apa itu TOGA dan mengapa penting untuk mengenalnya sejak dini. “Tanaman TOGA adalah tanaman yang bisa ditanam di rumah dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Program ini kami desain untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan tubuh dengan cara alami,” jelas Galuh. Selain itu, Galuh juga menjelaskan bahwa kegiatan ini diadakan di Dusun Boboh karena daerah tersebut memiliki potensi yang sangat baik dalam mengembangkan tanaman herbal, namun belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Pengenalan Jenis-Jenis Tanaman TOGA: Jahe, Kunyit, dan Lengkuas
Acara dilanjutkan dengan sesi edukasi
tentang tiga jenis tanaman TOGA yang dapat digunakan sehari-hari. Afita Haniy
Phitaloka memperkenalkan Jahe sebagai tanaman yang dapat membantu meredakan
mual, menghangatkan tubuh, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Rahima Yumna
Prasanti kemudian menjelaskan tentang Serai, yang dikenal dengan manfaatnya
dalam meningkatkan kesehatan pencernaan, mengatasi masalah pernapasan, serta
memberikan efek menenangkan. Terakhir, Noran Medina Johary memaparkan tentang
Kencur, yang dapat dimanfaatkan untuk membantu meredakan masuk angin,
mengurangi peradangan, serta digunakan dalam berbagai keperluan kuliner.
Para mahasiswa ini juga membawa contoh fisik tanaman tersebut dan menjelaskan langsung cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. “Kami berharap dengan mengenalkan tanaman ini secara langsung, masyarakat, khususnya anak-anak, bisa lebih tertarik untuk menanamnya di rumah mereka,” tambah Afita.
Membuat Pot Tanaman dan Menanam TOGA

(Anak-anak
diajari membuat pot dari botol bekas/ dok/ Pribadi)
Salah satu sesi yang sangat dinanti
adalah kegiatan praktis, di mana para peserta, terutama anak-anak, diajak untuk
membuat pot tanaman dari sampah plastik bekas yang dikumpulkan sebelumnya.
Kegiatan ini tidak hanya mengenalkan konsep daur ulang, tetapi juga mengajarkan
anak-anak untuk berpikir kreatif dan mengolah bahan-bahan bekas menjadi sesuatu
yang bermanfaat.
Setelah membuat pot, acara dilanjutkan dengan sesi menanam. Anak-anak dan masyarakat setempat diberi kesempatan untuk menanam tanaman TOGA seperti Jahe, Kunyit, dan Lengkuas ke dalam pot yang telah mereka buat. Sesi ini bertujuan agar peserta bisa langsung mempraktekkan cara menanam dan merawat tanaman TOGA. Diharapkan melalui kegiatan ini, masyarakat akan lebih terbiasa menanam tanaman herbal di sekitar rumah mereka untuk kesehatan dan keperluan sehari-hari.

(Peserta
mempraktekkan langsung menanam salah satu TOGA, Serai/ dok/ Pribadi)
Jargon Bersama dan Penutupan Acara
Sebagai bagian dari semangat
kebersamaan, acara dilanjutkan dengan sesi bernyanyi dan mengulang jargon "Hijau, Sehat, dan Kreatif".
Jargon ini diharapkan menjadi simbol dari upaya mereka dalam mempromosikan
kehidupan sehat dan ramah lingkungan.
Acara ditutup dengan pengumuman pemenang untuk lomba pembuatan pot tanaman, dan para peserta diingatkan untuk terus memanfaatkan pengetahuan yang sudah diperoleh. “Harapan kami, proyek Rekayasa Sosial ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi bisa terus berjalan dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar kita,” ujar Galuh Dinda Natasya di akhir acara.
Reporter: Zakariya Putra Soekarno,
2025
***
Laboratorium Ilmu Komunikasi UNESA