Diklat Kofiekom UNESA 2025 Jadi Panggung Regenerasi dan Lahirnya Filmmaker Muda

ikom.fisipol.unesa.ac.id., Mojokerto—Diklat Kofiekom 2025 kembali digelar di Villa Panorama, Pacet, pada 22-23 Februari 2025. Acara tahunan LSO Kofiekom UNESA ini menjadi puncak dari serangkaian kegiatan pembelajaran, mulai dari seleksi anggota baru, kelas Kofie, produksi film, hingga screening karya peserta. Tahun ini, tiga film ditayangkan sebagai hasil dari proses belajar mereka: Noto Kromo (2025) karya Audrey Olivia, Nadi Waktu (2025) karya Sesha Haidar, dan Angan (2025) karya Khittah Sani.
Ketua LSO Kofiekom, Putri Nurrahma Maulidya, membuka acara dengan menyambut para anggota baru, Biji Kofie. "Selamat datang di perjalanan baru kalian di Kofiekom. Semoga tempat ini menjadi ruang untuk tumbuh, belajar, dan berkarya bersama," ujarnya.
Wakil Ketua LSO Kofiekom 2025/2026, Yan Roswana, menekankan bahwa diklat ini menjadi fondasi awal bagi anggota baru untuk memahami kerja tim dalam produksi film. Selain materi teknis, peserta juga mendapatkan pengalaman langsung dalam produksi serta sesi outbound untuk membangun kekompakan.
"Setiap tahunnya, diklat ini menjadi momen regenerasi. Setelahnya, peserta tetap mendapatkan bimbingan dan kesempatan untuk terus berkembang," ujar Yan.
Selanjutnya, Yan Roswana memaparkan arah besar Kofiekom 2025/2026. Ia menjelaskan bahwa Kofiekom tahun ini dirancang agar semua anggotanya aktif dan berpartisipasi sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Beberapa lab akan menjadi wadah pengembangan dan pertukaran ide, seperti Lab Kepenulisan, Lab Penyutradaraan, dan Lab Produserial dll.
(Wakil Ketua LSO Kofiekom, Yan Roswana sedang memaparkan groundbreaking Kofiekom 2025/ dok/ Tim PDD Kofiekom)
Ketua pelaksana, Sofie Elza, menyampaikan bahwa Diklat Kofiekom 2025 dirancang untuk memberikan pengalaman nyata dalam produksi film, bukan sekadar teori di dalam kelas.
"Kami ingin peserta tidak hanya paham teori, tapi juga merasakan langsung bagaimana tantangan dalam membuat film dari awal hingga selesai. Mulai dari memahami peran dalam tim, menghadapi kendala saat produksi, hingga melihat hasil akhir dalam screening. Proses ini yang membuat mereka lebih siap untuk terlibat dalam produksi film di Kofiekom ke depannya," katanya.
Diklat ini dirancang bertahap agar peserta memahami proses produksi film secara utuh. Mulai dari pengenalan peran dalam tim produksi, konsultasi dengan mentor, finalisasi berkas produksi, hingga produksi film mereka sendiri. Puncaknya, seluruh peserta berkumpul dalam screening film hasil karya mereka dan berbagai kegiatan bonding.
Bagi Audrey Olivia, Biji Kofie angkatan 2023, pengalaman ini menjadi salah satu yang paling berkesan.
"Diklat ini memorable banget! Aku belajar banyak tentang perfilman, dan baru sadar kalau bikin film jauh lebih sulit daripada sekadar menontonnya. Orang mungkin mengkritik film, tapi mereka nggak tahu perjuangan di baliknya. Yang paling seru adalah hari H, karena akhirnya bisa ketemu kelompok lain juga. Panitia keren banget bisa bikin acara seseru ini, vibes-nya benar-benar happy dan family friendly!" ujarnya.
Diklat Kofiekom kembali membuktikan perannya sebagai wadah bagi filmmaker muda untuk berkembang. Tak sekadar belajar, mereka juga membangun relasi, kekompakan, dan semangat untuk terus berkarya di dunia perfilman.
Reporter: Zakariya Putra Soekarno, 2025
***
Laboratorium Ilmu Komunikasi UNESA