Lailani Fitrah, Lulusan Ilmu Komunikasi UNESA Sukses Bawa Gelar Putri Indonesia DKI Jakarta 6 2025

ikom.fisipol.unesa.ac.id., SURABAYA - Lulusan Sarjana Ilmu Komunikasi UNESA tahun 2016, Lailani Fitrah, terpilih sebagai Puteri Indonesia DKI Jakarta 6 2025 melalui audisi pusat di Graha Mustika Ratu, Jakarta Selatan. Ajang Puteri Indonesia ini dihadiri oleh Yayasan Putri indonesia dan PT. Mustika Ratu, Tbk. dengan periode pendaftaran mulai dari 16 Desember 2024 - 31 Januari 2025.
Berawal dari keinginan mewujudkan salah satu mimpi mendiang mama, Lailani merasa bahwa ajang Puteri Indonesia ini dapat menjadi platform yang tepat untuk mengembangkan karir, memperluas hubungan, serta mengasah minat dan bakatnya.
Setelah mengikuti tahap audisi selama 2 hari di Graha Mustika Ratu pada bulan Februari, Lailani terpilih menjadi salah satu dari 45 finalis yang akan kembali mengikuti audisi dalam pemilihan Puteri Indonesia mewakili DKI Jakarta 6 pada 15 April 2025 mendatang dan dilanjutkan dengan tahap final pada tanggal 2 Mei 2025.
Dengan mengusung advokasi bernama #TrashToTreasure , Lailani berupaya mengajak masyarakat untuk dapat mengubah sampah menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis dan berdampak baik bagi lingkungan. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengajak masyarakat dalam pemilahan limbah/sampah serta bekerja sama dengan komunitas untuk memanfaatkan limbah tersebut agar dapat menjadi suatu karya atau kriya.
Kegiatan pemanfaatan limbah tersebut telah dilakukan Lailani sejak tahun 2022 dan menyuarakannya melalui media sosial serta sosialisasi secara langsung kepada beberapa pihak. Hingga saat ini, advokasi tersebut masih dijalankan Lailani mengingat adanya kaitan erat dengan pekerjaan sebagai wirausaha di bidang lingkungan.
(Lailah Fitrah dalam Pemotretan Finalis Puteri Indonesia/Dokumentasi Pribadi Narasumber)
Bukan sekedar menginisiasi sebuah advokasi, berbagai tahapan seleksi yang harus ditempuh dalam ajang Puteri Indonesia ini menjadikan Lailani perlu melakukan berbagai persiapan, mulai dari persiapan fisik, pengetahuan, kemampuan public speaking, catwalk, dan mempersiapkan pakaian atau outfit yang perlu digunakan dalam masa karantina mendatang.
Dalam proses tersebut, Lailani mengaku harus menghadapi tantangan terbesarnya, yakni rasa grogi karena harus bersaing dengan banyak wanita hebat Indonesia dalam sebuah kompetisi besar tersebut.
“Tantangan terbesarnya yaitu melawan rasa grogi. Karena bagaimanapun Puteri Indonesia adalah kompetisi yang besar, yang tentu juga banyak wanita di seluruh daerah di Indonesia yang ingin bergabung menjadi Finalis, namun memang hanya 45 wanita saja yang dapat menjadi Finalis,” ungkapnya.
Bahkan di tegah kesibukannya sebagai wirausaha dan model profesional, Lailani merasa telah biasa melakukan berbagai kesibukan tersebut secara bersamaan sehingga ia selalu melihat skala prioritas dan urgensi waktunya sebagai bentuk antisipasi terjadinya tabrakan jadwal dan tetap dapat berproses dengan maksimal.
Menurut Lailani, kegigihannya untuk terus mau belajar dan pantang menyerah merupakan dua kunci keberhasilan yang ia selalu pegang teguh dari awal hingga akhir. Dengan demikian, berita kemenangannya sebagai salah satu finalis menjadikan Lailani mengungkapkan rasa terima kasih dan menegaskan komitmennya untuk tetap berusaha secara maksimal dalam menampilkan yang terbaik.
(Lailani Fitrah dalam persiapan pengambilan gambar di JR Pageant Camp/Dokumentasi Pribadi Narasumber)
Meskipun sebelumnya menghadapi berbagai tantangan, Lailani merasa bahwa setiap momen yang ada dalam proses terasa sangat berkesan, namun yang paling diingat adalah kesempatannya merepresentasikan DKI Jakarta yang menjadi tantangan tersendiri.
“Setiap momen selama melamar berkas, audisi, bahkan sampai dengan saat ini saya mempersiapkan kebutuhan karantina, semuanya sangat berkesan. Tapi hal yang paling membuat saya tidak bisa lupa adalah ketika harus menjadikan DKI Jakarta sebagai domisili tinggal saya saat ini, sedangkan saya orang Jawa Timur,” ujarnya.
Sebagai mahasiswa lulusan Ilmu Komunikasi UNESA, Lailani merasa bahwa pembelajarannya selama studi sangat membantu dirinya dalam berproses, terutama dalam ajang Puteri Indonesia, karena membutuhkan kemampuan public speaking dan perencanaan strategi komunikasi yang tepat.
Lailani berpesan kepada seluruh mahasiswa, khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi UNESA untuk terus menggali potensi dan mencoba berbagai hal positif.
“Coba segala hal selagi positif. Gali segala potensi yang dimiliki. Jadi pribadi yang mau belajar, dan lakukan dengan konsisten. Karena sesuatu yang besar tidak akan diperoleh dengan mudah, dan tidak juga diperoleh begitu saja. Jadi lakukan selagi masih bisa,” pesannya. [alya, 2025]
***
Laboratorium Ilmu Komunikasi UNESA