Raih Prestasi Pekan Olahraga Nasional di Papua, Made Dinda Windiasari Berhasil Lulus Bebas Skripsi

ikom.fisipol.unesa.ac.id, SURABAYA―Made Dinda Windiasari, mahasiswa Ilmu Komunikasi UNESA angkatan 2021 yang sekaligus menjadi seorang atlet bulu tangkis putri asal Surabaya, dibebaskan dari tugas skripsi setelah berhasil meraih prestasi gemilang pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
Prestasi ini tidak hanya mengharumkan nama Jawa Timur, melainkan juga membanggakan bagi tempat ia menimba ilmu di Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Dinda berhasil menyumbangkan satu medali emas untuk juara beregu putri pada ajang PON XX Papua 2021. Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNESA semester 7 ini dibebaskan dari kewajiban menyusun skripsi, yang kemudian diberikan penggantian nilai dari prestasi di PON.
Sejak masih berada di jenjang SD, Dinda mulai menekuni bidang olahraga bulu tangkis ini. Ia berada di nomor olahraga ganda dan tunggal putri. Sedari kecil pula, ia telah mengikuti berbagai kompetisi bergengsi. Hal ini tentunya tak luput dari adanya motivasi diri dan dukungan dari keluarga, terutama kedua orang tua yang selalu menyelimuti langkah gadis berusia 21 tahun ini.
Selain meraih prestasi pada saat Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua, banyak prestasi lain yang tak kalah berkesan dan membanggakan, salah satunya yaitu ASEAN School Games 2018 di Malaysia.
“Selain pertandingan di PON ini, pertandingan yang paling berkesan itu pertandingan ASEAN School Games 2018 di Malaysia, karena itu pertama kali aku menyanyikan dan mengibarkan bendera merah putih di negara luar. Pada saat itu aku dipercaya untuk bermain di sektor tunggal putri mewakili tim Indonesia di beregu putri. Aku sampai meneteskan air mata karena terharu dan bangga bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan lantang serta hormat kepada sang bendera merah putih,” ungkapnya.
Lewat prestasi yang Dinda ukir, tentu hal ini membuka kesempatan baginya untuk lulus bebas skripsi. Dinda sangat senang atas kebijakan dan keputusan yang diberikan oleh universitas kepadanya.
“Senang banget, sih, pastinya, karena lewat prestasi yang aku ukir ternyata bisa membawa aku ke titik yang pastinya semua mahasiswa juga ingin bebas skripsi. Tapi meski bebas skripsi, aku tetap membuat jurnal yang juga sudah diunggah di laman jurnal. Dalam proses pengerjaan hingga pengunggahan, aku dibantu oleh Pak Teguh selaku dosen pembimbingku. Terima kasih Pak Teguh atas bimbingannya,” terangnya.
Sebagai generasi muda, Dinda membuktikan bahwa sebuah potensi yang dimiliki oleh seseorang dapat berbuah hasil jika seseorang dapat berusaha semaksimal mungkin. Dinda sangat bersyukur atas apa yang dia peroleh saat ini.
“Harapan aku buat kampus tercinta ini semoga bisa support satu sama lain untuk bisa jadi mahasiswa-mahasiswa berprestasi, terutama untuk atlet. Aku juga sebagai atlet, walaupun padat jadwal pertandingan sehingga cukup mengganggu waktu perkuliahan, dosen-dosen juga bisa memaklumi dan memberikan dukungan. Apresiasi seperti ini yang diberikan oleh pak rektor, jadi ini sangat berarti bagi kami seorang atlet. Kami merasa prestasi kami dihargai,” ujarnya pada Selasa (10/12).
Dengan kebijakan ini Dinda juga berharap kepada seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi UNESA untuk selalu berusaha dan fokus terhadap tujuan utama mereka.
“Semoga dengan adanya kebijakan bebas skripsi ini, temen-temen mahasiswa bisa tetap fokus pada bidang yang dipilih. Maksimalkan sampai ke puncak walaupun harus melalui rintangan yang bisa dibilang tidak mudah, tetapi dari rintangan itulah yang akan menyusun anak tangga satu per satu sampai kita berada di puncak kejayaan itu. Jangan pernah berhenti. Gagal, coba lagi, gagal, coba lagi, karena nggak ada kata gagal untuk kita yang selalu mau mencoba dan memperbaiki," pungkasnya.
***
Penulis: Made Dinda Windiasari (Ilmu Komunikasi 2021)
Editor: astr, 2024
Laboratorium Ilmu Komunikasi UNESA