Tunjukkan Bakat di Berbagai Bidang Kedutaan, Miftakhul Zulfiansyah Kembali Rebut Gelar Wakil 2 dalam Duta Wisata Kabupaten Sidoarjo 2025

ikom.fisipol.unesa.ac.id, Sidoarjo - Setelah mengukir jejak prestasi sebagai Winner Duta Muda Sidoarjo dan Wakil 2 Duta FISH UNESA 2023, Miftakhul Zulfiansyah kembali menorehkan prestasi gemilang sebagai Wakil 2 Duta Wisata Kabupaten Sidoarjo 2025.
Diselenggarakan oleh Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo bersama Paguyuban Duta Wisata Guk & Yuk Sidoarjo, Mifta mengaku harus bersaing dengan ratusan orang dari masing-masing kecamatan di Kabupaten Sidoarjo untuk bisa lolos ke tahap Finalis hingga menuju Grand Final.
Berawal dari seleksi Duta Wisata di Tingkat Desa, Mifta bawakan video kreatif yang dikemas menarik mengenai Desa Kesambi yang memiliki potensi ekonomi kreatif di bidang sayangan atau perabotan rumah tangga yang dibuat secara tradisional, dan berhasil menjadi salah satu dari 7 orang di desanya yang melaju ke Tingkat Kecamatan.
Duta Wisata di Tingkat Kecamatan sendiri diadakan serentak pada tanggal 15 - 25 Desember 2024 oleh masing-masing kecamatan. Melalui penugasan branding Desa Wisata, Mifta tunjukkan kebolehannya dalam meningkatkan awareness masyarakat luas melalui aktivitas promosi hasil bumi Kabupaten Sidoarjo, seperti kuliner lontong kupang, rumput laut, hingga kepiting dan ikan bandeng.
Setelah berhasil dikukuhkan dengan total 146 peserta dari berbagai kecamatan untuk melanjutkan seleksi di Tingkat Kabupaten, Mifta sukses mewakili Kecamatan Porong dan lolos sebagai salah satu dari 40 finalis di Tingkat Kabupaten.
Sementara di Tingkat Kabupaten, Mifta harus melewati beragam
seleksi kembali yang meliputi tes tulis, tes minat bakat, keyword challenge, paparan inovasi, hingga deep interview. Berkat kerja keras dan semangatnya, ia kemudian
kembali terpilih sebagai 5 pasang Guk dan Yuk terbaik untuk melaju ke Babak
Grand Final yang diselenggarakan pada tanggal 8 Februari 2025 di Pendopo Delta
Wibawa, Sidoarjo.

Namun, di balik pencapaian tersebut, Mifta mengaku menghadapi banyak sekali tantangan dan harus berjuang keras untuk dapat bergabung di Duta Wisata Kabupaten Sidoarjo 2025, termasuk dalam hal manajemen waktu sebagai mahasiswa yang aktif berkuliah di Surabaya.
“Gabung di kegiatan ini itu bertepatan setelah Pilkada di bulan November, jadi aku nggak ada liburnya, padahal waktu itu masa libur kuliah. Setelah itu, bersamaan juga dengan waktu UAS, apalagi aku mobilitasnya juga pulang-pergi untuk berangkat kuliahnya, jadi harus bisa manajemen waktu dengan semaksimal mungkin dan membuat plan karena aku nggak bisa untuk selalu ada di waktu-waktu tertentu,” ujarnya.
Dengan adanya berbagai tantangan tersebut serta banyaknya proses seleksi yang harus dilewati, kabar kemenangannya tersebut cukup membuat Mifta kaget dan tidak menyangka akan berhasil terpilih menjadi 5 pasang duta terbaik hingga menjadi Wakil 2 Duta Wisata Kabupaten Sidoarjo 2025.
Walaupun menghadapi tantangan dalam prosesnya, Mifta juga mengungkapkan bahwa salah satu kunci keberhasilannya ialah dengan memegang sebuah prinsip. Prinsip tersebut disebut “DUIT” atau Do’a, Usaha, Istqomah, dan Tawakkal. Mifta mengaku bahwa prinsip ini selalu ia pegang dan menjadikan dirinya dapat melangkah dan berproses sejauh ini.
“Aku harus selalu berusaha, selalu berdoa, dan dilakukan secara konsisten. Dan akhirnya kalau memang hasilnya nggak maksimal, yaudah kita tinggal pasrah, kita tinggal doa. Tapii tetap harus optimis dan nggak boleh pesimis,” ujarnya.
Mifta berharap dengan adanya kegiatan Duta Wisata ini menjadikan dirinya dapat membawa dampak positif terhadap sekitar, mendapatkan lebih banyak wawasan, sekaligus dapat menjalin relasi yang luas. Hal ini diharapkan oleh Mifta untuk bisa memperluas jaringan networking yang dinilai penting dalam dunia kerja atau profesional di era saat ini.
Mifta juga berpesan kepada seluruh mahasiswa Unesa, khususnya Prodi Ilmu Komunikasi, untuk tetap terus terlibat dalam kegiatan-kegiatan positif dan menghindari keterlibatan dalam hal-hal negatif karena setiap perbuatan atau usaha kita tersebut akan menghasilkan konsekuensi yang sepadan, atau biasa dikenal dengan istilah “Apapun yang kita tabur, maka itulah yang kita tuai”.
Ia juga menyampaikan bahwa banyak sekali prestasi di bidang non akademik yang dapat dicoba dan tidak harus terkait bidang kedutaan, tapi bisa melalui aktif mengikuti kegiatan di organisasi atau volunteer yang profit pada dirinya masing-masing.
“Selamat mengemban amanah lebih dan tanggung jawab lebih. Organisasi itu merupakan bonus dari kegiatan-kegiatan atau suatu pencapaian yang di luar kesibukan sehari-hari. Jadi, kita bisa menjalin relasi, wawasan, kemudian mencari networking dan sebagainya. Jadi, tuntaskanlah belajar banyak hal di sana karena itu sangat berpengaruh untuk kedepannya”, pungkasnya. [alya, 2025]