Debut Gemilang! Tim Unicom Berhasil Ukir Prestasi sebagai Juara 1 NUDC 2025 Tingkat Fakultas

ikom.fisipol.uensa.ac.id - Tim Unicom yang terdiri dari dua mahasiswa Ilmu Komunikasi Unesa angkatan 2023, yaitu Mochammad Daky Mameru Alam dan Dhea Arum Oktastefani Listiyani Putri, sukses bawa pulang gelar Juara 1 National University Debating Competition (NUDC) FISIPOL 2025 yang digelar di Gedung Auditorium I8 Lantai 3, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNESA, pada Minggu (27/4/2025).
Kompetisi ini diikuti oleh 16 tim yang terdiri dari 32 mahasiswa dari berbagai program studi di FISIPOL, salah satunya tim Unicom sebagai representasi dari Prodi Ilmu Komunikasi. Walaupun menjadi pengalaman pertama kali dalam mengikuti lomba debat, tim Unicom bukan hanya meraih prestasi sebagai tim, salah satu anggotanya, Mameru, berhasil meraih kategori Best Speaker atau Pembicara Terbaik.
Menggunakan model debat British Parliamentary (BP), sejumlah empat tim akan terbagi dalam beberapa posisi, yaitu Opening Government (OG), Closing Government (CG), Opening Opposition (OO), dan Closing Opposition (CO).
Pada babak penyisihan, Tim Unicom sempat mendapatkan posisi sebagai Opening Government atau tim pro dalam mosi “This house believe that social movement should not endorsed by political parties” dan mendapatkan mosi “This house would ban campus organization with any affiliate political parties” sebagai tim Closing Opposition atau tim kontra pada babak final.
Mameru, salah satu anggota tim Unicom, menyatakan bahwa kemampuan dalam berbicara bahasa inggris, mengingat kosa kata, hingga menguasai materi debat merupakan hal yang penting. Ia juga mengungkapkan bahwa menyesuaikan mosi dan posisi timnya dalam debat juga menjadi tantangan tersendiri.
“Karena di babak penyisihan mendapatkan OG (pro) di mana menyampaikan paling awal dalam debat, sementara ketika final mendapatkan CO (kontra) sehingga gagasan disampaikan paling akhir dan harus bisa menjadi pamungkas dari gagasan/ide tim yang lainnya,” ujarnya.

M.D. Mameru Alam Menerima Penghargaan sebagai Best Speaker (Dokumentasi: Narasumber)
Di tengah kesibukan kedua anggota tim, Mameru mengaku bahwa timnya belum memiliki persiapan matang dan hanya mengandalkan informasi yang diberikan panitia pada saat technical meeting, khususnya mengenai tema yang diusung, untuk melakukan persiapan singkat dengan upaya menebak mosi yang akan diberikan pada saat kompetisi.
Hal tersebut menjadikan tim Unicom tidak menyangka akan dapat mengantongi juara di tempat pertama. Apalagi, tim Unicom juga sempat menghadapi kekhawatiran tidak dapat menyampaikan argumennya dalam debat dengan baik dan lancar karena kurangnya persiapan dan pengalaman sebelumnya.
Walaupun begitu, mereka berkomitmen untuk mengerahkan upayanya sebaik mungkin dan menerima apa pun hasilnya dengan lapang dada. Alhasil, berita kemenangannya tersebut mengundang rasa syukur dan bangga karena dapat membawa nama baik anggota tim maupun Prodi Ilmu Komunikasi.
Menurut Mameru, doa dan salawat menjadi kunci keberhasilannya sebagai juara karena aspek-aspek lainnya yang ia butuhkan, seperti rasa optimis, ikhlas, dan kesungguhan, dapat mengikuti sejalan dengan doa yang dilantunkan.
“Saya selalu percaya bahwa Tuhan akan selalu memberikan kemudahan jika kita selalu ingat kepadanya. Salawat selalu menenangkan diri saya ketika tampil di depan agar tidak grogi,” jelasnya.
Melalui kompetisi debat ini, Mameru mengaku mendapatkan sebuah insight baru yang penting untuk digarisbawahi, yakni debat bukan hanya sekadar bicara, namun juga harus kritis dan berwawasan luas.
Mameru berharap agar ia dan rekannya dapat selalu rendah hati dan menjadi inspirasi ataupun motivasi bagi orang lain. Adanya rasa syukur atas pemberian Tuhan kepadanya juga mendorong Mameru untuk memberikan hal-hal baik melalui kebermanfaatan bagi sekitarnya.
Mameru juga berpesan kepada seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi UNESA untuk tidak ragu belajar bahasa Inggris karena dapat menjadi privilege atau nilai plus dari yang lainnya. Ia juga mengingatkan untuk tidak mudah berputus asa maupun pesimis karena segala hal perlu dicoba untuk dapat mengetahui hasil dan mendapatkan pengalaman berharga.
“Because English is so important nowadays.
Bahasa Inggris selalu diutamakan di manapun dan kapan pun. Dan manusia itu
dinamis, jangan takut untuk berproses dan mencari pengalaman-pengalaman untuk
masa depan. Kuatkan iman, selalu ingat kepada Tuhan, niscaya semua akan baik
baik saja,” pungkasnya. [alya,2025]
***
Laboratorium
Ilmu Komunikasi UNESA